Rabu, 05 Maret 2014

Laporan Praktikum SIG Aplikasi III

Oleh
Nurhidayat Ramadhan
(110401050034)



1.      Latar Belakang
Istilah Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan gabungan tiga unsur pokok, yaitu sistem, informasi, dan geografis. Dapat diketahui bahwa SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur informasi geografis. Informasi geografis tersebut mengandung pengertian informasi tentang tempat tempat yang berada di permukaan bumi, pengetahuan tentang letak suatu objek di permukaan bumi, dan informasi tentang keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya telah diketahui. Dengan demikian SIG merupakan system computer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi. Ke empat kemampuan tersebut antara lain (a) masukan, (b) manajemen data, (c) analisis dan manipulasi data, (d) keluaran. Tumpang susun beberapa peta merupakan tugas terpenting SIG untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan tujuan. Misalnya, untuk memilih jalur jalan dapat dilakukan tumpang susun peta yang terdiri atas peta jenis tanah, peta topografi, peta laju infiltrasi, dan peta tata guna lahan.

Dalam SIG terdapat teknik Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial. Proses untuk melakukan teknik tersebut biasanya bergantung dengan model datanya. Pengelolaan, pemrosesan dan analisa data spasial memanfaatkan pemodelan SIG yang berdasar pada kebutuhan dan analitiknya. Analitik yang berlaku pada pemrosesan data spasial seperti overlay, clip, intersect, buffer, query, union, merge; yang mana dapat dipilih ataupun dikombinasikan.

Salah satu analisis yang diberlakukan pada jenis data spasial adalah buffer. Fungsi buffer adalah membuat poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan pada data garis atau titik maupun poligon. Sebagai contoh, kita akan melakukan buffer terhadap jarak sungai 50 meter, menggunakan fasilitas buffer yang kita pilih, kemudian komputer akan mengolah sesuai perintah kita. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam laporan ini penulis akan memaparkan contoh kasus polusi udara yang diakibatkan oleh pembakaran limbah B3 berupa padatan yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit yang ada di Kota  Jakarta. Dalam laporan ini juga akan memaparkan analisis buffering untuk rumah sakit di Kota Jakarta yang berpeluang mencemari Sungai Ciliwung dengan membuang limbah rumah sakit ke sungai tersebut.

2.Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan  melakukan analisis polusi udara dan pencemaran Sungai Ciliwung akibat limbah hasil pembakaran maupun limbah yang dibuang ke Sungai Ciliwung dari aktifitas beberapa rumah sakit di Kota Jakarta dengan menggunakan proses buffer yang terdapat pada aplikasi Arc View.

3. Dasar Teori
Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali, pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasi) dari data-data keruangan (spasial) untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu (Burrough, 1956).
Sistem Informasi Geografis adalah sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang berfungsi untuk akuisisi (perolehan) dan verifikasi, kompilasi, penyimpanan, perubahan danupdating, manajemen dan pertukaran, manipulasi, pemanggilan dan presentasi, serta analisis (Bernhardsen, 1992).
 Perangkat keras dan lunak komputer yang berfungsi untuk akuisisi, verifikasi, kompilasi, penyimpanan, pembaruan dan pengubahan, manipulasi, presentasi dan analisis data geografis (Bernhardsen,1992) dan (Worboys dan Duckham, 2004).

4. Metode
4.1 Alat dan Bahan
1. Seperangkat Komputer atau laptop dengan spesifikasi tertentu
2. Aplikasi Arc. View yang telah terinstal di computer atau laptop
3. Mouse
4. Data berupa peta dalam bentuk dbf, sbn, sbx, shp, shx
5. Buku panduan SIG

4.2 Langkah Kerja
1. Untuk menentukan daerah yang rentan terkena asap  pembakaran dari incinerator radius 1 Km mak
    langkah yang harus dilakukan adalah 
   
    Bukalah aplikasi Arc View yang telah terinstall di  komputer atau laptop.

           

Selanjutnya lakukan pemanggilan data yang telah tersimpan pada file komputer atau laptop. Dalam hal ini 
Peta persebaran rumah sakit yang ada di Kota Jakarta. Maka akan tampil letak rumah sakit tersebut dalam lembar kerja Arc View. Tampilannya akan terlihat sebagai berikut
              
           

Pada tampilan lembar kerja Arc View yang terlihat seperti gambar diatas terlihat titik-titik yang merupakan perwakilan dari jumlah beberapa rumah sakit yang ada di Kota Jakarta. Untuk melakukan proses analisis dengan menggunakan buffer, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah mengaktifkan fungsi buffer pada lembar kerja dengan cara pilih menu File - Extension - Xtool/1/01 pada kotak dialog Avaible Extension. Perhatikan gambar kotak dialog di bawah ini 

           

Untuk mengaktifkan XTools 6/1/01, lakukan klik pada menu XTools 6/1/01 sehingga akan muncul tanda centang selanjutnya klik Ok. Untuk selanjutnya akan muncul kotak dialog sebag berikut 

         

Tampilan kotak dialog pada gambar diatas merupakan perintah pengaturan dari XTool 6/1/01 lakukan settingan yang sesuai dengan standar yang diterapkan dalam aturan SIG. Setelah melakukan pengaturan dari Xtools 6/1/01 klik Save Default untuk beralih ke langkah selanjutnya. Maka akan tampil kotak dialog info seperti gambar di bawah ini. Klik Ok untuk mengakhirinya. Selanjutnya menu buffer pada lembar kerja Arc View anda telah berhasil untuk ditampilkan.

        

Perhatikan tampilan lembar Arc View di bawah ini. Tampilan tersebut menunjukkan bahwa proses untuk melakukan buffering dapat dilakukan. Untuk menganalisa daerah-daerah yang rentan terhadap limbah hasil pembakaran limbah padatan B3 yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit di Kota Jakarta maka langkah yang harus dilakukan adalah klik XTool yang terdapat pada menu lembar Arc View kemudian pilih Buffer Selected Feature. Perhatikan gambar di baeah ini !

        

Selanjutnya akan muncul kotak dialog sebagai berikut

        

Dalam peta, ditanyakan unit satuan jarak yang akan dipilih. Lakukan pemilihan unit satuan jarak yang anda inginkan. Dalam contoh penulisan laporan ini menggunakan unit satuan Meters. Selanjutnya klik Ok.

       

Kemudian akan muncul kotak dialog yang akan menanyakan anda untuk memilih satuan jarak dalam melakukan proses baffer. Agar lebih detail, maka satuan jarak yang dilakukan dalam melakukan proses buffer adalah dengan menggunakan satuan jarak meter. Klik Ok untuk beralih ke langkah selanjutnya.

       

Pilihlah theme atau lokasi yang akan kita jadikan sebagai acuan untuk melakukan proses buffering. Berkaitan dengan hal tersebut , maka dalam penulisan laporan ini penulis akan memasukkan theme Rumah Sakit. Shp. Kemudian akan muncul kotak dialog seperti gambar di bawah ini.

     


Kotak dialog tersebut mengharuskan anda untuk memilih jenis buffer yang akan anda lakukan. Dalam contoh laporan ini, jenis buffer yang dipilih adalah Buffer Distance yang merupakan analisa jarak (radius) daerah yang berpotensi terkena imbas dari pencemaran limbah rumah sakit akibat adanya proses pembakaran limbah padatan. Selanjutnya klik Ok.

       

Berdasarkan contoh kasus (soal) menginginkan cakupan buffer adalah 1 KM maka untuk pengaturan jarak yang merupakan cakupan buffer, dipilih jarak 1000. Kemudian klik Ok. Lalu akan muncul kotak dialog seperti gambar di bawah ini.

      

Kotak dialog tersebut bertujuan untuk menentukan letak daerah yang berdekatan dengan rumah sakit yang kemungkinan akan berpotensi terkena polusi udara. Selanjutnya klik Ok. Maka  pada lembar Arc View anda akan tampil cakupan daerah  yang terbuffer seperti gambar di bawah ini.

     

Untuk mengetahui rumah sakit yang menimbulkan polusi udara melalui analisis buffer kita dapat melakukan pengecekan data atribut yang terdapat pada aplikasi Arc View dengan cara Klik Theme - Table. Untuk lebih jelas, perhatikan gambar kotak dialog di bawah ini :

   

Akan tampil data atribut sebagai berukut :

 

Dari tampilan data tersebut terlihat bahwa terdapat 24 rumah sakit yang melakukan aktifitas pembakaran limbah padatan B3.

2. Selanjutnya untuk melakukan identifikasi rumah sakit yang berpotensi membuang limbahnya ke Sungai
    Ciliwung, dengan kisaran jarak 200 meter dari sungai, maka langkah yang harus dilakukan adalah :
    Klik theme sungai shp yang sebelumnya telah dimasukkan dalam lembar kerja Arc View. Perhatikan
    gambar di bawah ini :
 
   

Selanjutnya

   
Klik menu XTool pilih Buffer selected feature. Seperti yang ditunjukkan pada gambar diatas. Selanjutnya akan muncul tampilan kotak dialog sebagai berikut



Pilihlah buffer units dengan satuan Meters. Kemudian klik Ok.



Karena kita ingin mengetahui jarak pembuangan limbah yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit maka untuk Select buffer input option yang harus dipilih adalah Buffer Distance, kemudian Klik Ok.



Berdasarkan kasus (dalam soal) kita akan menentukan jarak pembuangan limbah yakni berjarak 200 meter dari Sungai Ciliwung. Maka untuk buffer distance masukkan angka 200. Kemudian klik Ok.
Untuk select line buffer options pilih Line, kemudian klik Ok. Pemilihan opsi line (garis) pada sungai dikarenakan jenis data peta yang ditunjukkan untuk sungai merupakan data dalam bentuk garis.



Selanjutnya akan muncul kotak dialog yang menerangkan tentang jarak yang harus dipilih dalam proses bufffer. Untuk hal itu maka opsi yang dipilih adalah Contiguous (terdekat) dan klik Ok untuk mengakhirinya. Perhatikan gambar di bawah ini :




Maka akan tampil gambaran tentang hasil buffer rumah sakit yang berpotensi membuang limbahnya ke Sungai Ciliwung.



Untuk mengetahui beberapa rumah sakit yang melakukan pencemaran dengan membuang limbah di Sungai Ciliwung dapat dilihat pada gambar di bawah ini (Tanda titik yang diberi tanda lingkaran merah)



Untuk melakukan pengecekan data atribut dari hasil buffer dari beberapa rumah sakit yang berpotensi melakukan pencemaran di Sungai Ciliwung maka langkah yang harus dilakukan ialah Klik Theme - Table, seperti yang tampak pada gambar di bawah ini "



Selanjutnya akan muncul data berupa data atribut, seperti gambar di bawah ini



Dari data atribut diatas dapat diamati bahwa terdapat 4 rumah sakit yang melakukan tindakan pencemaran terhadap Sungai Ciliwung dengan membuang limbah tanpa melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu.

5. Hasil 
    HasilBuffering beserta data atribut polusi udara yang diakibatkan oleh pembakaran limbah rumah sakit
    dan pencemaran Sungai Ciliwung yang dilakukan oleh beberapa rumah sakit di Kota Jakarta.

 

 

6. Pembahasan 
    Proses analisa dengan menggunakan

    Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Untuk melakukan proses buffering diperlukan kelengkapan fitur aplikasi Arc View yang terdapat pada Extension di aplikasi tersebut. Sebagai contoh untuk melakukan proses buffering diperbolehkan fitur XTool/01/1 pada Extension. Jika fitur tersebut belum tercantum dalam Extension pada aplikasi Arc View maka akan dapat dipastikan bahwa operator tidak bisa melakukan proses buffering. 

Buffering merupakan proses dalam Sistem Informasi Geografi yang mampu melakukan pengolahan data dengan cara menciptakan area atau poligon baru berdasarkan jarak yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaan melakukan proses buffer ini, operator (mahasiswa) belum menemukan kesulitan. Proses buffer tergolong dalam proses analisis data yang mudah. Namun, dalam pelaksanaanya sangat bergantung terhadap spesifikasi komputer maupun laptop dan pemahaman operator (brainware) sebagai salah satu kompenen dasar dalam Sistem Informasi Geografi. Oleh karena itu, spesifikasi komputer serta tingkat pemahaman operator sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam melakukan proses analisis data dengan menggunakan konsep buffer.



7. Kesimpulan
Salah satu analisis yang diberlakukan pada jenis data spasial adalah buffer. Fungsi buffer adalah membuat poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan pada data garis atau titik maupun poligon. Sebagai contoh, kita akan melakukan buffer terhadap jarak sungai 50 meter, menggunakan fasilitas buffer yang kita pilih, kemudian komputer akan mengolah sesuai perintah kita. Dalam contoh kasus yang terdapat dalam laporan ini adalah penggunaan analisis buffer untuk mengetahui beberapa daerah yang terkena dampak polusi udara akibat proses pembakaran limbah padat dari beberapa rumah sakit yang ada di Jakarta. Selain itu analisis buffer juga digunakan untuk mengetahui aktivitas beberapa rumah sakit yang ada di Kota Jakarta yang melakukan tindakan pencemaran sungai dengan cara membuang limbah rumah sakit ke Sungai CIliwung tanpa diolah terlebih dahulu. Dengan menggunakan analisis buffer, kita dapat mengetahui gejala atau fenomena yang terjadi di biosfer. Hal ini menunjukkan keistimewaan penggunaan Sistem Informasi Geografi sebagai salah satu system yang berbasis komputer yang mampu melakukan pengolahan data untuk memberikan informasi kepada pembacanya. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk instansi tertentu dalam melakukan kebijakan di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakn bahwa Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, 

8. Daftar Pustaka
Manipulasi dan analisis data dalam SIG. http://ssbelajar.blogspot.com/2012/10/manipulasi-dan-analisis-data.html. Online. Akses 04-03-2014.

Sistem Informasi Geografi. http://geografi161.blogspot.com/2008/10/sistim-informasi-geografi.html. Online. Akses 04-03-2014.

Rabu, 26 Februari 2014

Laporan Hasil Geoprocessing

Oleh
Nurhidayat Ramadhan
(110401050034)


1. Latar Belakang
          
Sistem Informasi Geografi merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaaan yang memiliki kemampuan timpang susun atau overlay, penghitungan, pendigitalan, dsb. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan pada saat ini, seperti pengambilan data berdasarkan kebutuhan serta analisis statistik dengan menggunakan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan melalui analisis geografis melalui gambar-gambar petanya. Kemampuan tersebut menjadikan sistem informasi geografis berbeda dengan sistem informasi pada umumnya. Sistem informasi geografi merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial  atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. Untuk melakukan pengolahan data dengan menggunakan sistem informasi geografi, maka diperlukan beberapa komponen penting, yaitu seperangkat komputer serta software yang mampu mengolah data berbasis sistem informasi geografi misalnya aplikasi Arc View, ArcGis, QuantumGIS, dsb. Dalam aplikasi tersebut terdapat fitur penunjang yang memungkinkan kita untuk melakukan proses manipulasi data infomasi geografis di permukaan bumi, salah satu fitur tersebut ialah Geoprocessing yang terdapat pada aplikasi Arc View. Geoprocessing merupakan sekumpulan fungsi yang berfungsi untuk melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis layer-layer input. Terdapat beberapa fungsi dalam geoprocessing yaitu, Dissolve, Merge, Clip, Intersect, Union dan Assign Data. Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap dari fungsi buffer.

2. Tujuan

Penyusunan laporan ini bertujuan untuk Agar mahasiswa dapat memahami konsep geoprocessing dan mampu melakukan proses geoprocessing dengan menggunakan aplikasi Arc View.


 3. Dasar Teori

SIG merupakan bagian dari kemajuan teknologi informasi. SIG merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan, data vegetasi, dsb (Nuckols. 2004).
SIG adalah kumpulan yang terorganisasi dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. (Esri. 1990). Menurut Petrus Paryono, SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografi.

4. Metode
4.1 Alat dan Bahan
1. Seperangkat kompter (PC atau laptop);
2. Aplikasi Arc View yang sudah terinstall pada komputer (PC atau laptop);
3. Mouse;
4. Peta ( dalam laporan ini menggunakan Peta Mampang Pancoran dan Peta Pasar Minggu);
5. Buku Penunjang tentang Sistem Informasi Geografi.


4.2 Langkah Kerja
Hidupkan komputer anda, lakukan double klik pada Arc View Gis 3.3. Kemudian lakukan proses load data yang telah tersimpan sebelumnya. Pada contoh laporan ini data peta terdapat di data E.

Hidupkan komputer anda, lakukan double klik pada Arc View Gis 3.3. Kemudian lakukan proses load data yang telah tersimpan sebelumnya. Pada contoh laporan ini data peta terdapat di data E.

  
                                      

Pilih data yang akan dijadikan sebagai data untuk melakukan proses geoprocessing kemudian klik Ok. Dan akan muncul peta sebagai berikut 

                                    

Jika anda ingin mengganti tampilan warna pada peta, maka langkah yang harus anda lakukan adalah lakukan double klik pada gambar segiempat berwarna hijau yang terdapat pada theme sehingga muncul kotak dialog seperti ini :
                                      

Klik pada menu simbol, dan pilihlah warna sesuai dengan kriteria tertentu.
                                     
Klik apply untuk langkah selanjutnya, jika anda telah memberikan warna pada peta. Sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut :


                                   

Pada contoh di bawah ini, warna yang dipilih untuk peta ialah biru. Pemberian warna bertujuan untuk memberikan informasi tentang gambaran lokasi lahan yang digunakan di wilayah yang terdapat pada peta.
                               

Klik apply untuk menakhiri proses tersebut, sehingga muncul kotak dialog sebagai berikut :

                       

Tutuplah menu legend editor sehingga akan tampil tampilan sebagai berikut :

                      
Setelah langkah tersebut dilakukan, maka kita dapat melakukan proses geoprocessing dengan cara klik menu View kemudian pilih Geoprocessing Wizard dan akan muncul kotak dialog sebagai berikut :
 
1. Dissolve
                       

Klik menu View kemudian pilih Geoprocessing Wizard lalu Pilih Dissolve feature based on an attribute (gambar atas). Langkah ini merupakan langkah awal dalam proses geoprocessing, yaitu Dissolve. Setelah itu klik Next. Kemudian akan muncul kotak dialog yang akan menyarankan anda untuk menyimpan file dissolve seperti gambar kotak dialog berikut :
                     



Klik menu View kemudian pilih Geoprocessing Wizard lalu Pilih Dissolve feature based on an attribute (gambar atas). Langkah ini merupakan langkah awal dalam proses geoprocessing, yaitu Dissolve. Setelah itu klik Next. Kemudian akan muncul kotak dialog yang akan menyarankan anda untuk menyimpan file dissolve seperti gambar kotak dialog berikut :




Simpanlah data pada lokasi penyimpanan data yang anda inginkan kemudian klik finish.
Kemudian untuk mengetahui data atribut yang terdapat pada peta hasil dissolve , langkah yang harus anda lakukan adalah mengklik menu Open theme table kemudian akan muncul kotak dialog sebagai berikut

2. Membuat merge
Klik menu Add Theme, sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut.
Aktifkan fungsi‘Merge theme together’ pada kotak dialog GeoProcessing kemudian lanjutkan dengan mengklik ikon Next kemudian pilih Theme yang akan di Merge. Gunakan SHIFT pada tombol di keyboard untuk memilih theme lebih dari satu. Pilih dengan cara mengklik theme-theme yang akan di merge. Kemudian tentukan salah satu theme yang field-nya akan digunakan sebagai atribut dari theme baru tersebut. Isi output file-nya dan tentukan tempat penyimpanan file tersebut dengan mengklik ikon  Klik finish untuk mengakhiri proses tersebut.






Ketika anda memilih Merge themes together, maka akan muncul kotak dialog seperti gambar di bwah ini.

Lakukan pergantian nama peta dengan nama administrasi seperti yang terlihat pada gambar diatas. Kemudian simpanlah data yang merupakan data keluaran dari proses merge sesuai dengan keinginan anda. Kemudian klik finish. Dan akan tampil tampilan peta sebagai berikut



Untuk dapat mengetahui adanya data atribut maka kita harus melakukan pengecekan dengan cara klik Open theme tabel, maka akan tampil tampilan data atribut untuk wilayah Mampang Pancoran sebagai berikut

Setiap peta akan menunjukkan data atruibut yang berbeda. Untuk melakukan pengecekan data maka klik lah pada peta wilayah administrasi dan lakukan pengecekan data atribut peta tersebut.

3. Clip one theme
Kosongkan lembar kerja pada tampilan Arc View dengan cara tidak memberikan tanda centang pada peta sehingga akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini
 




Selanjutnya lakukan proses Clip one theme dengan cara klik menu View kemudian pilih Geoprocessing Wizard kemudian akan muncul kotak dialog sebagai berikut






Setelah memilih, klik next dan akan muncul kotak dialog sebagai berikut 


Lakukan proses penyimpanan sesuai dengan keinginan anda kemudian klik finish. Kemudian centang pada clip theme shp maka akan muncul tampilan sebagai berikut




Untuk melihat data atribut, klik open theme table dan akan muncul data sebagai berikut

4. Intersect
Untuk melakukan Intersect, pilihlah menu View pilih Geoprocessing Wizard sehingga akan tampil kotak dialog sebagai berikut


Pilih Intersect two themes, kemudian klik next. Langkah berikutnya akan tampil kotak dialog sebagai berikut 


Selanjutnya lakukan pergantian nama pada kolom select an overlay theme seperti gambar di bawah ini



Selanjutnya akan muncul kotak dialog yang mengharuskan anda untuk menyimpan data hasil dari proses tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini 


Selanjutnya klik Ok, kemudian akan muncul kotak dialog dan klik finish untuk mengakhiri proses tersebut. Ketika selesai melakukan langkah tersebut diatas maka akan muncul tampilan peta sebagai berikut





Buka menu Open theme table untuk melihat data atributnya seperti gambar di bawah ini



5. Union two themes
Untuk melakukan proses Union two theme, maka langkah yang harus dilakukan adalah klik View kemudian pilih Geoprocessing Wizard kemudian pilihlah Union two themes selanjutnya klik next. Perhatikan gambar di bawah ini
 




Gantilah nama data sesuai yang anda inginkan

Setelah itu akan muncul kotak dialog seperti gambar di bawah ini. Lakukan perubahan nama seperti yang ditunjukan pada gambar kemudian klik finish.

Dan akan muncul peta seperti ini
Untuk melihat data atribut maka klik menu Open theme table sehingga akan muncul kotak dialog sebagai berikut











 



5. Hasil
    (Terlampir)

6. Pembahasan


Geoprocessing ini merupakan tahapan dalan SIG yang tidak terdapat di sistem informasi
lainnya. Hal yang menarik sekaligus menjadi tantangan, karena hampir 60-70% kegiatan SIG terfokus pada entry data dan di sisi yang lain sharing data kurang berjalan sempurna, banyak kegiatan SIG yang pada akhirnya belum mengaplikasikan geoprocessing ini, SIG akhirnya banyak digunakan sebagai alat pemetaan.
Proses tumpang susun atau overlay peta sangat berguna untuk menganalisa suatu wilayah.
1.  Dissolve
Operasi ini berfungsi untuk menggabungkan poligon berdasarkan kesamaan nilai atributnya. Dalam melakukan dissolve perlu adanya ketelatenan dan konsentrasi , dimana dissolve ini  sebagai awal dalam proses geoprocessing sehingga ketika mahasiswa melakukan geoprocessing.



b. Merge.
            Merge atau administrasi ini dilalukan tahap kedua setelah dissolve, Fungsi dari operasi ini adalah untuk menggabungkan dua theme atau lebih yang bersebelahan dan memiliki karakter sama. Mahasiswa mampu memiliki dasar kaidah kartografi dan pemahaman tentang geoprocessing sehingga mampu menentukan karakteristik peta antara peta mampang pacoran, pasar minggu, dan landuse. Kesulitan pada mahasiswa dalam melakukan merge adalah perintah untuk merubah merge ke administrasi ketika menyimpanny,  sehinnga administrasi tetap merge dan apabila diubah dipaksaan  maka akan eror. Mahasiswa menyesiasati denga tidak merubah agar tetap melakukan geoprocessing. Hasil akhir yaitu bias dilihat dari perubahan peta yang digabungkan.
c. Clip
Operasi Clip ini digunakan untuk memotong sebuah theme yang bertipe titik, garis atau poligon dengan mengambil bagian dalam dan membuang bagian luarnya dengan bantuan sebuah theme poligon lain. Mahasiswa dituntut untuk lebih konsentrasi dimana harus paham terkait dengan pasangan yang dimaksukkan pada kotak dialog setelah memilih clip dan kemudian masuk ke add theme, pasangan itu ialah antara landuse dengan mampang_pancoran.shp. kebanyakan mahasiswa kebingungan terkait dengan pasangan tersebut sehingga terdapat kesalahan pada proses geoprocessing clip. Sehingga perlu memperhatikan dan memahami penjelasan dari dosen pengajar. Apabila terdapat keeroran maka diharapkan mengulang prosesnya.
d.Intersect.
Proses ini digunakan untuk menggabungkan dua buah data spasial. Proses ini juga memerlukan tingkat konsentrasi bagi mahasiswa karna geoprocessing hampir mengulang kegiatan yang sama nanum bedannya mau digimanakan peta tersebut mau clip, atau merge sehingga tidak lepas dari pasangan add theme pada kotak dialog geoprocessing pada tahap next setelah katogeri Intersect dipilih., yaitu dengan add theme antara landuse dengan mampang pancoran.shp.hasil akhir pada spasial yang digabungkan antara landsuse dengan mampang pancoran sehinnga atributnya menjadi 24.
e. Union.
Penggunaan union ini dilakukan untuk menghasilkan poligon baru dengan
bentuk dan atribut dari dua buah poligon. Pada proses ini biasa mahasiswa sudah bias paham karna beberapa kali sudah diulang hal yang sama hanya berbeda pada perintah yaitu dengan memilih union.hasih akhir biasa bias dilihat dari kenampkan dari polygon yang telah di geoprocessing pada peta clip. Peta yang sudah di clip biasa lebih variatif pada kenampakan petanya karena menggabungkan dua polygon antara landuse dengan administrasi.shp.

7. Kesimpulan
            Praktek sig aplikasi III diharapkan mahasiswa bias melakukan geprocessingg sehingga diharapkan konsentrasi dan ketelatenan dalam mengelolah bahan prektek dengan menggunakan arc view. Mahasiswa haruz paham kaidah kartografi sehingga mampu melakukan geoprocessing yang ada beberapa kaidah yang harus dilakukan oleh mahasiswa yang tidak lepas dari kajian kartografi yaitu Dissolve, Merge, Clip, Intersect, Union, dan Assign Data.

8. Daftar pustaka
Silalahi Christian.2011.Laporan-Praktikum-Sig-Modul ( online )
Rahaman.2012. Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis Geoprocessing. (online)

  9. Lampiran

a. Peta hasil Dissolve
  b. Peta hasil Merge
c. Peta hasil Clip
d. Peta hasil Intersect
e. Peta hasil Union